Rahim Pengganti

Bab 109 "Kecurigaan"



Bab 109 "Kecurigaan"

0Bab 109     

Kecurigaan     

Bian langsung ikut merebahkan dirinya di samping Melody. Anak itu seketika memeluk Bian dengan erat. "Manjanya anak Ayah. Kangen ya Nak," ucap Bian sembari mengusap rambut Melody.     

Setelah bermain main sebentar dengan Melody, Bian pun masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Caca mengambil pakaian kotor suaminya itu dan meletakkan di keranjang pakaian. Namun, ada sesuatu hal yang mencolok membuat Carissa menatap dengan intens.     

"Noda Lipstik siapa ini?" tanyanya ketika melihat noda berwarna merah ada di dekat kerah baju Bian.     

Deg     

Deg     

Perasaan Carissa menjadi tidak tenang ketika melihat noda Lipstik tersebut, bayangan ucapan yang dilontarkan oleh Netty kembali berputar di kepala nya. Sontak saja hal itu membuat Carissa takut akan sesuatu yang belum tentu terjadi, tubuh Carissa bergetar ketika melihat hal itu kepalanya sibuk menerawang satu dengan lainnya, memikirkan banyak hal yang terjadi takut ya itulah yang saat ini terjadi.     

Carissa takut dengan apa yang akan dia lewati, wanita itu terdiam sesat di sana sampai dirinya tidak sadar jika sang suami sudah keluar dari dalam kamar mandi.     

"Kamu ngapain?" tanya Bian..tubuh Carissa tersentak, wanita itu kaget dengan ucapan yang baru saja dirinya dengar, Carissa menoleh ke arah Bian yang sudah segar. Pesona suaminya itu tiada akhir, senyum di bibirnya pun terbit lalu Carissa mendekati Bian dan berkata. "Kamu makin ganteng Mas," ujarnya. Mata Bian melotot tajam ketika mendengar ucapan tersebut.     

Bagaimana tidak, Carissa jarang seperti ini. Namun, dirinya tetap mengapresiasi kan ucapan dari sang istri. Bian mengecup dahi Carissa sangat lama, dan memeluknya.     

***     

Malam harinya, Carissa terbangun dari tidur namun, ketika melihat ke arah samping tidak ada sang suami Bian tiba tiba menghilang, perasan Cariss sudah sangat takut. Namun, lagi dan lagi itu hanya sebuah perasaan saja ketika mendengar suara air mengalir dari dalam kamar mandi.     

Pintu kamar mandi terbuka, di sana menampilkan Bian yang baru keluar dari dalam kamar mandi, pandangan mata kedua nya saling bertemu. Senyum manis tercetak dengan sangat jelas di bibir Bian.     

"Kamu kenapa bangun?" tanya Bian.     

"Gak ada kamu Mas. Jadinya kebangun tidurnya," jawab Carissa dengan manjanya. Bian lalu segera naik ke atas tempat tidur dan memeluk istrinya itu. Carissa bukannya terpejam malahan menatap ke arah sang suami dengan begitu intens.     

"Kenapa?" tanya Bian ketika melihat istrinya itu menatap ke arahnya tanpa berkedip. Carissa menggelengkan kepalanya, lalu menyandarkan kepala ke dada Bian mencari tempat ternyaman di sana. "Jangan pernah tinggalkan aku ya Mas. Aku sangat sayang sama kamu," ujar Carissa.     

"Mas jauh lebih sayang … sayang … sayang sama kamu," balas Bian dengan penuh cinta. Keduanya kembali tertidur, Carissa membuang jauh jauh pikiran yang sangat mengganggunya itu. Pikiran yang benar benar tidak dia sukai, seharusnya sebagai seorang istri Carissa tidak boleh curiga yang berlebihan kepada suaminya dan berakibat mengganggu konsentrasi pikirannya.     

Pagi harinya berjalan dengan sangat lancar dan indah, Carissa terbangun dari tidurnya saat membuka mata hal pertama yang dilihat adalah sang suami masih tidur dengan lelap.     

Cukup lama memandangi Bian, Carissa segera masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan dirinya tak lama wanita hamil itu sudah terlihat lebih segar. Carissa langsung masuk ke dalam kamar anaknya, yang menyatu dengan sebuah pintu di dekat lemari.     

Di pandanganya lah Melody yang masih tertidur nyenyak di sana. Anak gadis mereka itu sangat cantik bulu mata yang lentik, bibir yang sangat mirip dengan Bian membuat Melody terlihat sangat sempurna.     

Namun, tiba tiba saja perbincangan bersama dengan Netty di area bermain seketika membuat Carissa takut. Wanita itu, jadi kepikiran dengan semua hal yang terjadi.     

"Apa Mas Bian akan seperti itu," gumumannya.     

"Aku memangnya seperti apa," sahut Bian. Carissa kaget dengan Bian yang ada di belakangnya suami nya itu berjalan ke arah Caca. "Mas udah bangun?" tanya Carissa menahan diri untuk tidak gugup. Carissa tidak ingin suaminya itu tahu apa yang sedang diri nya pikirkan, melihat gerak gerik Caca yang seperti itu membuat Bian semakin bingung.     

Pria itu kembali bertanya namun, bukan nya menjawab. Carissa malahan melemparkan pertanyaan lain, yang membuat akhirnya Bian lupa akan hal tersebut.     

***     

Suasana sarapan pagi ini berjalan dengan biasanya, tidak ada hal yang perlu di curigai sebelumnya. Carissa dan lainnya bersikap seperti biasa biasa saja.     

"Aku duluan ya. Bunda pamit pergi, Melody baik baik di rumah ya Nak. Ayah kerja dulu," ucapnya. Carissa bingung dengan suaminya yang seolah olah seperti di kejar oleh orang lain.     

Hal tersebut, membuat Carissa ingin berbicara dan bertanya kepada suami nya itu namun, Bian terlihat sangat sibuk. Membuat Carissa mengurungkan niatnya, wanita itu hanya menatap sang suami yang berjalan menuju mobilnya.     

Siang harinya, Carissa sedang duduk di ruang keluarga. Melody saat ini sedang ikut Bunda Iren ke rumah tetangga sebelah, karena tetangga mereka habis lahiran. Tadi Carissa di ajak untuk melihat, tapi wanita itu malas untuk bergerak apa lagi perutnya sedikit tidak nyaman.     

Saat sedang asyik menonton televisi, Carissa di kagetkan dengan adegan suami di dalam film tersebut kepergok sedang berselingkuh. Astaga pikiran Carissa semakin bercabang dengan apa yang ada.     

"Kenapa hari ini soal selingkuh, mendua terus sih," umpat Carissa dengan kesalnya. Wanita itu tidak habis pikir dengan keadaan yang seolah sama.     

Malas melihat adegan demi adegan yang membuat hati dan perasaan kesal dan emosi, Cariss kembali mencari Chanel film yang lain. Namun, serial Thailand yang dirinya tonton ini juga membahas tentang wanita idaman lain.     

"Ini kenapa sih. Emang, gak ada film yang bisa di tonton," ucap Carissa kesal. Carissa segera beranjak dari tempatnya, wanita itu masuk ke dalam kamar untuk beristirahat. Namun, sebelum itu Carissa mencoba menelpon Bian, tapi tidak juga di jawab oleh pria itu.     

"Mas Bian kemana sih," ucap Carissa kesal. Berulang kali ibu hamil itu menelpon Bian tetap saja tidak ada jawaban dari orang tersebut hal ini semakin membuat pikiran Cariss berjalan kemana mana.     

Hingga akhirnya, sambungan telpon tersebut terhubung, dan hal itu membuat senyum di bibir Carissa terbit.     

"Hallo. Mas kamu di mana aja sih …,"     

"Maaf. Mas Bian nya lagi di toilet, nanti di telpon lagi aja," potong perempuan itu. Mendengar hal itu tiba tiba perasaan Carissa semakin tidak tenang, Carissa terdiam di tempatnya. Memikirkan suara wanita siapa yang dengan berani nya mengangkat telpon dari nya.     

Dengan perasaan kesal, Carissa mematikan telpon tersebut. Wanita itu tidak suka dengan keadaan yang seolah membuat dirinya harus berpikiran negatif.     

***     

Malam harinya semua orang sudah berkumpul di ruang keluarga sembari menunggu ke datangan Bian yang belum juga pulang, sejak tadi Carissa sudah menghubungi suaminya namun, hingga detik ini tidak ada jawaban sedikit pun yang diberikan oleh Bian.     

"Mungkin Bian lagi banyak kerjaannya Ca. Udah kamu duduk di sini aja, gak usah kayak setrikaan gini mondar mandir terus," ucap bunda Iren. Carissa tidak mendengarkan ucapan dari bunda nya itu, wanita hamil itu masih sibuk dengan pikirannya yang sudah curiga akan sikap Bian yang menurutnya berbeda.     

"Ca!!" panggil Bunda Iren. Carissa menoleh ke arah wanita itu, terlihat jelas raut wajah khawatir terlihat di sana. Carissa pun segera duduk di dekat sang bunda, menarik nafas panjang lalu menyandarkan punggungnya di sofa.     

"Kamu mikirin apa sih? Apa yang kamu pikirkan saat ini?" tanya bunda Iren. Wanita itu sudah sejak tadi memperhatikan Carissa yang tampak lebih gelisah dari biasanya. Tidak pernah Carissa bersikap seperti ini, raut wajah anaknya itu berbeda. Hal ini membuat Bunda Iren, menjadi bertanya tanya.     

Carissa menceritakan semua kegundahan hatinya, wanita itu juga mengatakan mengenai banyak hal yang membuat rasa curiga itu muncul dan membuat Carissa seolah tidak mempercayai Bian. Caca juga memberitahu mengenai telpon yang diangkat oleh wanita lain dan membuat Carissa semakin tidak tenang.     

"Kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu? Kamu gak seharusnya memiliki pikiran seperti itu nak? Apa kamu gak percaya dengan suami kamu sendiri?" ya Bunda Iren. Mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat Carissa terdiam, bukan dirinya tidak percaya hanya saja banyak sekali faktor faktor yang membuat dia harus berpikir yang tidak tidak saat ini.     

"Apa kamu pernah melihat langsung bahwa nak Bian selingkuh?" tanya Bunda Iren.     

"Kemarin ada bekas lipstik di baju Mas Bian Bund, warna merah dan bunda tahu sendiri gak ada aku punya lipstik warna itu. Siapa orang yang iseng menempelkan lipstiknya kalau …," ucapan Carissa terhenti, wanita itu menarik nafas panjang dan kembali melanjutkan. "Kalau bukan bermain api dengan wanita lain," sambung Caca.     

"Astagfirullah nak, kenapa kamu bisa memiliki pikiran seperti ini. Ya Allah, gak baik suudzon sama suami sendiri. Apalagi, kalau kamu gak ada buktinya sayang," ucap Bunda Iren. Wanita paruh baya itu mencoba menasehati Carissa untuk tidak berpikiran negatif terus menerus, apa lagi kondisinya saat ini sedang mengandung dan harus dalam keadaan bahagia.     

"Kamu gak boleh memiliki pikiran yang aneh aneh, bunda yakin Bian gak mungkin seperti itu. Kamu lagi hamil, jadi hormon ibu hamil memang tidak baik sering curigaan. Jangan sampai karena hal sepele, membuat masalah jadi besar."     

"Bicarakan semuanya baik baik ya. Jangan gegabah, nanti setelah Bian pulang. Ajak suami kamu itu, untuk bicara ceritakan semua keluh kesah yang ada di dalam hati kamu. Supaya kamu juga bisa tenang," lanjut bunda Iren.     

Carissa terdiam wanita itu meresapi apa yang sudah di ucapkan oleh sang Bunda. Carissa hanya takut, apa yang terjadi pada orang lain juga terjadi padanya. Hal itulah yang membuat wanita hamil itu tidak tenang, hingga sebuah pesan singkat masuk ke dalam ponselnya.     

"Datang ke alamat ini, jika kamu ingin melihat bagaimana hebatnya suaminya kamu di atas ranjang."     

Deg     

Deg     

Mata Carissa melotot tajam melihat pesan singkat terus.     

###     

Nah loh nah loh. Siapa yang kirim pesan tersebut. Jangan lupa tetap stay sama kisah mereka ya, selamat membaca dan sehat terus buat kalian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.